Assalammualaikum wr.wb.
Kita seharusnya belajar tentang arti keikhlasan dari sang penjaga parkir. Ketika ia didatangi oleh motor atau mobil mewah ia bahagia, ketika ia didatangi oleh motor atau mobil butut pun ia tetap bahagia.
Ia tidak membedakan perlakuan kepada semua yang datang, antara motor atau mobil mewah dengan motor atau mobil butut, semua akan ia jaga dengan sepenuh hati.
Dan ketika ia harus kehilangan motor dan mobil mewah ia bahagia, begitu pula ketika ia harus melihat motor dan mobil butut pergi meninggalkannya, ia juga tetap bahagia.
Karena pada hakikatnya ia tahu, bahwa semua yang datang kepadanya, baik motor atau mobil mewah, ataupun butut adalah titipan untuknya yang harus ia jaga dan rawat dengan sepenuh hati. Dan ketika sang pemilik mengambilnya, ia akan tetap tersenyum sembari ia menerima bayaran atas penjagaannya.
Begitupula dengan kita, sebenarnya, apapun yang kita miliki dari harta, dan keluarga pada hakikatnya bukan milik kita, itu semua adalah milik sang pemilik alam semesta Allah SWT.
Jika kita memahami konsep ini, kita pasti akan terhindar dari hasad, iri, dengki terhadap apa yang dianugerahkan oleh Allah kepada saudara kita.
Tidak akan ada kata-kata rumput tetangga lebih hijau dari rumah sendiri, karena kita tahu pasti, bahwa semua adalah titipan yang harus dipertanggung jawabkan. Justru seharusnya jika kita mendapatkan mobil tua harus bersyukur, karena jika terjadi sesuatu dengan mobil itu kita tak perlu terlalu pusing untuk mempertanggung jawabkan ya bukan? Pasti lebih mudah dibandingkan kalau harus bertanggung jawab dg mobil mewah.
Ingatlah kawan!
Semua yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Wallahu a’lam…
Wassalammualaikum wr.wb.
Salam Takzim,
Luqman Nuryadin, S.Pd.I
(Majelis Tabligh PCM Ngagel)