Oleh: Dian Yuniar
(Aktivis Muhammadiyah Ngagel)

Hidup, mati, jodoh dan rezeki sudah ada yang mengatur, begitu yang sering kita dengar, tetapi rezeki sebenarnya mencakup semua kata-kata di atas, dan bisa lebih luas lagi.
Setiap yang hidup akan mendapatkan rezekinya dari Allah SWT, seperti yang difirmankan pada surat Ar-Rum ayat 40 yang artinya : “Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan.”
Rezeki sering diartikan kebanyakan orang sebagai harta atau materi, padahal rezeki lebih dari sekedar itu. Sehat adalah rezeki, sakit juga rezeki, waktu juga bisa dikatakan sebagai rezeki, dan yang paling sering kita abaikan sebagai rezeki adalah amal, mungkin itulah yang membuat hidup terasa lebih hidup.

Peluang atau kesempatan untuk beramal, adalah rezeki yang jarang bisa didapatkan, tidak semua orang bisa meraih peluang itu, bahkan meskipun sudah di depan mata, tapi kebanyakan orang mengabaikannya, karena tidak dipandang sebagai rezeki. Padahal justru merupakan rezeki yang paling mahal diantara rezeki lainnya.
Ambil contoh, ada seorang pemulung botol bekas air mineral lewat di depan rumah dan mengais sampah yang ada di bak sampah depan rumah. Jika kita melihat peluang yang ada untuk menjadi amal, bisa saja. Kita tinggal mengumpulkan botol-botol yang masih ada di dalam rumah dan memberikannya kepada pemulung itu. Pemulung itu pun terbantu dalam usahanya mengumpulkan botol bekas air mineral.
Satu contoh lagi, seorang kenalan meminta bantuan kita yang kebetulan bisa kita kerjakan dengan tidak memberatkan, misalnya membawakan titipan untuk orang yang sama yang akan didatangi. Jika kita melihat peluang yang ada untuk menjadi amal, bisa jadi. Kita tentu akan dengan ikhlas menyampaikan titipan itu kepada orang yang sama yang akan kita datangi. Tiga pahala yang in syaa Allah akan kita dapatkan dari keikhlasan kita, pertama pahala dari silahturahmi (karena saling kenal), kedua pahala dari amal paling ringan yaitu senyum (karena berjumpa dengan orang yang kita kenal) dan ketiga pahala dari bantuan yang kita berikan dengan ikhlas.

Dari Abu Hurairah ra, Rosulullah Muhammad SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR Muslim, lihat juga Kumpulan Hadits Arba’in An Nawawi)

Bayangkan kalau perjalanan hidup kita selalu diwarnai dengan menolong orang secara ikhlas dan tanpa pamrih, mempermudah hidup orang lain baik yang kita kenal atau yang tidak kita kenal. Pastinya kemudahan demi kemudahan juga akan kita dapatkan, dan bonusnya akan kita dapatkan kemudahan pada hari kiamat. Ibaratnya yang kita lakukan seperti hal di atas bisa memperpanjang umur kita, bahkan meskipun kita sudah tidak ada di dunia, jasad kita terkubur di dalam tanah, tapi nama kita tetap hidup di hati dan ingatan tiap-tiap orang yang kita tolong.

Semoga bermanfaat.

Shares: