NGAGELMU.Id – Tuntutlah ilmu hingga ke negeri Cina. Ya, itulah ungkapan bahasa Arab yang sering kita dengar. Arti ungkapan itu menunjukkan kita harus senantiasa menuntut ilmu sejak lahir hingga wafat. Rasa “haus” dan “lapar”akan ilmu menjadi pembeda antara seseorang yang berilmu dengan tidak berilmu. Mengapa? “Lewat ilmu dapat mengontrol berbagai aspek kehidupan manusia mulai dari kepribadian hingga bermasyarakat,” ujar Mahendra Triwikramawardhana Agung.

Mahendra, sapaan akrab di sekolah, menambahkan, “Nggak mungkin manusia yang baru lahir telah memiliki ilmu. Melalui belajar, seseorang akan bertambah ilmunya.” Hal itu termaktub dalam wahyu kali pertama yang disampaikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang berbunyi bacalah menyebut nama tuhanmu. Allah SWT telah menciptakan manusia dari segumpal darah dan dialah yang maha mulia. Itulah pembuka Kuliah Tujuh Menit (Kultum) yang disampaikan pada Rabu (6/4) bertema menuntut ilmu melalui youtube Spemma (SMP Muhammadiyah 5 Surabaya).

Cowok berkacamata itu menunjukkan melalui wahyu Allah SWT. itu menguatkan perintah menuntut ilmu tanpa batas. Ada beberapa keutamaan menuntut ilmu diantaranya, manfaatnya akan menjadi amal jariyah terus mengalir hingga wafat. Asal ilmu dibagikan pada orang lain dan orang itu membagikannya lagi pada orang lainnya. Menuntut ilmu juga dapat memudahkan jalan menuju surga. Allah SWT. telah berjanji pada seseorang yang menuntut ilmu akan meninggikan derajatnya.

Janji Allah itu telah termaktub dalam surat Al Mujadilah ayat 11. Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Begitulah peserta didik kelas IX-G itu menyampaikan ayat Al-Qur’an saat jelang berbuka puasa. Cowok yang ibunya bekerja sebagai konselor itu pun menuturkan.

“Jadikan ilmu Al-Qur’an sebagai pondasi utama dari berbagai ilmu yang kita pelajari di dunia ini. Teruslah belajar lebih semangat menggali ilmu Al-Qur’an seperti halnya Rasullullah beserta para sahabatnya.”

Kegiatan pembinaan ibadah di Spemma tidaklah hanya menyaksikan kultum dari peserta didik saja. Namun, setiap hari di ramadhan 1443 H seluruh kelas dijadwal secara bergilir. “Tiap hari ada tiga kelas yang datang ke sekolah membawa ta’jil dan santapan berbuka puasa,” kata R. Teguh Tri Prasetiyo, S.Pd. selaku ketua panitia. Guru berkacamata itu juga menambahkan peserta didik juga diajarkan berbagi makanan berbuka puasa untuk orang lain. (Alimmatus Firmansyah/Mul)

Shares: