Ngagelmu.id – Dr. Arbaiyah Yusuf, MA, Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim menyampaikan materi Paradigma Pendidikan Baru pada kegiatan Baitul Arqom GTK PCM Ngagel di venue Spemma, Jumat (15/4/2022). Kegiatan diikuti 127 orang dari 4 unsur sekolah. SDM 4, SDM 16, SMPM 5, dan SMAM 2 Surabaya.
“Paradigma merupakan sebuah cara pandang yang mengandung sejumlah teori, model, dan solusi mengenai pokok persoalan dan tujuan dan sifat dasar bahan kajian,” jelasnya.
Dosen UINSA itu mengatakan, Pendidikan menurut UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses belajar, agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya.
“Di periode awal pendidikan Muhammadiyah sebagai media dakwah Islam. Sekolah modern, sekolah konsep kolonial yang ditambahi pelajaran agama, saat itu merupakan sebuah paradigma baru waktu itu,” katanya.
Dr. Arbaiyah juga menyampaikan, paradigma baru hadir setiap 1 abad, namun di sini paradigma baru pendidikan dimulai dengan pasca pandemi COVID-19 dengan adanya WFH/SFH.
“Pendidikan Muhammadiyah era Covid 19 yaitu pendidikan Al-Islam menjadi ruh pembelajaran; Dominan memanfaatkan teknologi; Menjadi pejuang tidak terjadinya learning loss; Menerapkan cosmopolitanism of education (Belajar tdk dibatasi ruang, waktu, dan usia),” terangnya.
Ditambahkan, pendidikan pasca pandemi dengan pendidikan holistic integrative. AUM Dikdasmen harus visioner dan krearif dengan core value (ISMU, Bahasa, Ilmu dan ketrampilan, karakter).
“Dengan model dan strategi: Blended learning; berbasis praktikum; dan berprinsip freedom dan democracy. Dan sumber belajar, setiap orang adalah guru. Untuk penilaian peserta didik dimulai diagnostic assesment, kemudian test dan non test, based on Rubric.” pungkasnya. (Gatot)