Oleh: Dian Yuniar (Pengurus MPS PCM Ngagel)

Geliat umat muslim dalam menyambut bulan Ramadhan sangat istimewa, baik dari kalangan elit sampai ke bawah. Tak terkecuali Ramadhan tahun ini, meski berbenturan dengan pandemi yang mulai meninggalkan bumi Indonesia, tapi jejaknya masih terasa di semua aspek, terutama di fasilitas umum, seperti perkantoran, mall,  sarana transportasi, tempat wisata dan rumah ibadah.

Namun demikian, beban berat akibat imbas dari pandemi seolah tak dirasakan oleh sebagian besar umat muslim yang memang  selalu merindukan Ramadhan.

Seminggu hendak berlalu, namun semangat umat muslim dalam menjalankan ibadah puasa begitu luar biasa, terutama dalam memenuhi asupan gizi dan nutrisi setelah perut kosong, mulai dari subuh hingga maghrib tiba, parade kurma dan jajanan basah terlihat dimana-mana, dan istimewanya, masih ada komunitas dan organisasi yang berencana buka bersama seperti yang sudah-sudah. Sungguh seperti tidak ada apa-apanya dengan pandemi.

Sejatinya bulan Ramadhan adalah bulan umat muslim untuk sekolah, belajar menahan haus dan lapar, belajar menyerapi esensi dari rasa lapar itu sendiri. Seperti  diiwayatkan oleh imam Ath-Thabarani dari sahabat Ibnu Abbas r.a. Rasulullah SAW juga pernah bersabda, “Sungguh orang yang kenyang di dunia mereka adalah orang yang lapar di akhirat nanti.” 

Selain itu Ramadhan biasanya banyak diisi dengan tadarusan, disini kita juga bisa sekolah, belajar memperbaiki bacaan Qur’an, mulai dari tadjwid hingga iramanya, menambah hafalan surah. Seperti firman Allah SWT di dalam Qs Al-Baqarah [2]: 185, yang artinya: “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil.”

Di samping belajar memperbaiki karakter,  juga belajar memperbanyak hafalan doa-doa harian dengan cara membiasakan diri berdoa terlebih dahulu sebelum beraktivitas, karena pada dasarnya doa adalah inti dari ibadah, seperti diriwayatkan oleh At Tirmidzi , Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “doa itu merupakan inti dari ibadah”

Tak kalah penting adalah menambah hafalan Asmaul Husna, agar ketika kita berdoa, kita memujiNya dengan menyebut namaNya sesuai Asmaul Husna, seperti dalam firman Allah dalam Quran surat Al A’raf ayat 180, yang artinya : “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.”

Mungkin bisa diibaratkan begini, jika Astrazeneca dan Moderna adalah vaksin booster untuk menangkal covid, maka bulan Ramadhan adalah iman booster untuk menjalani hari-hari selanjutnya, dan hari raya Iedul Fitri adalah hari kelulusan setelah sekolah. Semoga bermanfaat. []

Shares: