NGAGELMU.ID – Demi menyelaraskan pola asuh antara guru dengan orang tua dalam mendidik anak, Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya bekerjasama dengan Komite Sekolah menyelenggarakan seminar parenting (28/01) yang berlokasi di gedung Nusantara STIESIA Surabaya.
Tentu saja tujuannya adalah untuk membekali ilmu kepada orang tua wali murid dalam mendidik anak-anak ketika di rumah. Lebih tepatnya sekolah singkat cara bijak mendidik anak dengan Neuroparenting.
Acara yang diselenggarakan setahun sekali itu mengangkat tema Menggali Emosi Meningkatkan Potensi Anak, dengan mendatangkan narasumber dr Amir Zuhdi, pakar di bidang Neuroparenting yang juga Founder Neuroparenting Indonesia.
Dengan keterbatasan waktu, dr. Amir Zuhdi menyampaikan materi yang sudah digodog sesuai permintaan panitia, dan sukses berinteraksi dengan wali murid yang antusias ingin tahu tentang ilmu mendidik anak berbasis neuron atau sel saraf otak tersebut.
Dipandu oleh moderator yang juga menjabat sebagai koordinator Neuroparenting wilayah Surabaya yaitu Dewi Mahastuti, S.Psi, M.Si, M.Psi,Psikolog.
Disini dr. Amir Zuhdi menjabarkan bahwa mendidik anak itu sama dengan membangun pertumbuhan dan perkembangan sel saraf otak anak.
” Proses parenting atau pengasuhan anak terjadi di neuron atau sel saraf otak anak, jadi sangat mustahil jika tidak melibatkan otak, karena itu Neuroparenting adalah pemandunya, bagaimana otak anak itu tumbuh dan berkembang tahap demi tahap, baik itu motoriknya, emosinya, sensoriknya dan bahkan spiritualnya, “
Sebagai fasilitator, tentu saja dr Amir Zuhdi juga menginginkan bahwa ilmu yang beliau bagikan bisa bermanfaat untuk peserta didiknya.
” Sebagai fasilitator, target utama saya adalah memberitahu, bahwa pengasuhan yang sesungguhnya atau the parenting of true adalah pengasuhan otak anak, dan orang tua wajib belajar tentang otak, agar dalam pengasuhan bisa bijak dalam mengasuh anak, lebih komprehensif, punya ilmu pengasuhan, seperti contoh, seorang ibu yang baru melahirkan, bagaimana caranya mengasuh bayi pada satu atau dua bulan pertama, maka salah satu pemandunya adalah reflek-reflek primitif yang ada pada otak anak, ada sembilan reflek primitif yang harus diketahui oleh orang tua, dengan petunjuk reflek primitif itu maka kita tau apa yang harus kita lakukan pada pengasuhan anak, kemudian memasuki usia empat bulan, satu tahun dan seterusnya, “
Harapan dr Amir Zuhdi setelah menjadi fasilitator seminar untuk wali murid Sekolah Kreatif, adalah ada Taman Kanak-kanak Kreatif seperti Sekolah SD Kreatif, yang nantinya akan menjadi satu kesatuan yang utuh dalam meletakkan dasar-dasar kecerdasan anak, dalam konteks ini saya berharap wali murid Sekolah Kreatif menyadari bahwa ada model tertentu bagaimana kita mengasuh dan mendidik anak.
“Kemarin saya sempat datang ke Sekolah Kreatif diajak oleh Ustadz Heru dan saya melihat sentuhan kreatifitas begitu kuat, dan ini ada di sekolah, dengan memahami Neuroparenting, orang tua akan semakin mendalami apa kebutuhan otak anak, sehingga putra-putri Sekolah Kreatif bisa memiliki kecerdasan yang utuh, whole reel, dan para orang tua akan bisa saling memback up antara pengasuhan di rumah dengan pendidikan di sekolah, minimal model pendidikan Sekolah Kreatif sangat baik ya untuk kesehatan otak anak, bisa dikatakan ramah otak. Kalau bisa, para orang tua di rumah jangan membuat model pengasuhan yang bisa merusak bangunan pola didik di sekolah, tapi saya lihat wali murid Sekolah Kreatif sangat cerdas ya, sehingga bisa saling berintegrasi dengan sekolah, “
Ternyata, sejak tahun 2008, dr Amir Zuhdi sudah mendirikan Sekolah Neuroparenting untuk orang tua, hanya saja dilakukan secara online di luar waktu jam kerja, tentu saja dengan materi yang lengkap dengan tenaga pembimbing yang kompeten di bidangnya.
” Kelas yang dibuka masih online, satu kali pertemuan dua jam, tiap Jumat malam, next akan dibuka kelas Selasa malam. Materi-materinya praktis karena targetnya bisa dipraktekkan oleh para orang tua. Dan sebelum sekolah ini dibuka sudah ada workshop dan yang menempati Surabaya sudah cukup banyak, terutama banyak digunakan para orang tua yang anaknya homeschooling juga, tentu saja dengan para pengajar yang kompeten. Kalau saya sendiri banyak memegang the fundamental of Neuroparenting, yang isinya adalah neurosciences of parenting, minimal ada 9 otak asuh yang harus kita kenali, untuk jadi orang tua yang bijak dalam mengasuh anak, “
Dalam kacamata dr Amir Zuhdi, Sekolah Kreatif adalah sekolah yang keren, dan beliau sempat mengemukakan kesan dan pesannya.
” Sekolah Kreatif ini keren, cuma orang yang memiliki otak kreatif ini terbatas, karena desain otak kreatif itu perlu sarana, tadi saya mengusulkan kepada Ustadz Heru agar segera memodelkan dalam bentuk File Word, agar bisa dikloning dengan sangat mudah, minimal oleh sesama sekolah Muhammadiyah yang lain. Sama dengan Neuroparenting ini, ada file word-nya, ada 5 file word yang sudah disusun spesial untuk anak 0-12 th, yang bisa dipelajari baik oleh orang tua maupun oleh tenaga pengajar. Ide-ide kreatif itu bisa muncul dari mana saja, bisa dipelajari, dan bisa di-improve, untuk diterapkan oleh tenaga pengajar. Karena kreatifitas ini bisa ditularkan, bisa dikembangkan, jangan lelah untuk berpikir kreatif. Saya bangga sekali dengan Sekolah Kreatif ini, inspirasi baru. Sukses untuk Sekolah Kreatif Surabaya.” tuturnya. (Dian Yuniar/Mul)