NGAGELMU.ID – Ustadz Sugeng Purwanto, Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngagel Surabaya mengajak guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya tidak berhenti berinovasi. Dia berharap Mudipat terus memberi inspirasi bagi internal maupun sekolah lain.

Hal itu disampaikan dalam Recharging Guru dan Karyawan Mudipat Mengawali tahun pelajaran 2022/2023, di Auditorium TMB, Sabtu (16/07/2022). Acara bertema “Merdeka Berinovasi dan Merdeka Berbagi” ini untuk merefres pengetahuan dan pemahaman tentang kurikulum merdeka.

Hadir menjadi narasumber acara tersebut yaitu Dr Ari Pujiastuti MPd, Widyaiswara BBGP Jatim. Acara diikuti guru dan karyawan Mudipat juga 15 guru perwakilan sekolah-sekolah Muhammadiyah dari Surabaya dan Gresik.

Ustadz Sugeng menekankan kepada hadirin bahwa bekerja di Amla Usaha (Aum) Muhammadiyah harus sehat badan dan sehat hati. Terlebih bagi guru dan karyawan Mudipat yang siap menyongsong tahun pelajaran baru 2022/2022.

“Bapak Ibu tahu kenapa di Muhammadiyah menamai amal usaha bukan usaha amal. Jadi kita dituntut untuk ikhlas kalau bekerja di amal usaha Muhamamdiyah,” terangnya.

Ustadz Sugeng yang juga pengurus Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Surabaya itu menegaskan, kalau bekerja di Muhamamdiyah tidak ikhlas maka amal usaha itu tak lama lagi bisa hancur.

“Bapak Ibu mohon maaf, kalau mau kaya dan hanya mencari jabatan jangan di Muhamamdiyah. Salah. Bermuhamamdiyah harus ikhlas, itu yang utama,” tegas Ustadz Sugeng lantas membuka acara tersebut secara resmi.

Sementara itu Kepala Mudipat Ustadz Edy Susanto, M.Pd., menegaskan merdeka belajar bukan berarti merdeka mengajar seenaknya. Lebih lanjut, menurutnya jika murid dituntut untuk belajar, maka guru pun wajib belajar.

Kenapa guru juga harus belajar? Menurut Ustadz Edy, panggilan akrabnya di era kekinian orang yang buta huruf bukan yang tidak baca-tulis, tapi yang dikatakan buta huruf adalah orang yang tidak mau belajar.

Guru Muhammadiyah, lanjutnya harus cepat menyerap ilmu yang sedang berkembang. “Selain itu guru Muhammadiyah harus menginspirasi sekolah-sekolah lain,” ujarnya.

Target dari kegiatan ini adalah guru diharapkan mampu membuat media yang berdasarkan dua model pembelajaran, yaitu project based learning dan problem based learning.

“Setiap guru minimal wajib membuat satu video pembelajaran. Boleh tentang project based learning maupun problem based learning,” tegasnya Ustadz Edy.

Shares: