NGAGELMU.ID – Kegiatan tahunan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya yaitu Cross Culture. kegiatan digelar Jum’at (16/12) itu membawa kesan istimewa baik bagi siswa-siswinya maupun bagi sekolah itu sendiri.
Amazing Qatar and World Cup 2022, adalah tema yang menurut Babe Heru, salah satu Tim Inovasi dan Pengembangan Sekolah (TIPS) cocok untuk Cross Culture tahun ini, mengusung nuansa Timur Tengah dan bertepatan dengan ajang perebutan Piala Dunia 2022 yang bertempat di Qatar.
Alhasil, tidak hanya budaya Timur Tengah saja yang memeriahkan Cross Culture kali ini, tapi juga kemeriahan dan keseruan di balik event raksasa dari salah satu cabang olahraga yang digandrungi oleh manusia seantero jagad ini.
Persiapan yang matang tergambar jelas dari pernak-pernik dan dekorasi yang menjadi background acara, dimana perpaduan budaya Timur Tengah dengan event yang sering disebut dengan FIFA World Cup itu terasa kental sekali, seperti adanya penampakan bola besar yg dibentuk dari susunan buah kurma kering, memperlihatkan ide kreatif dari pihak panitia penyelenggara.
Tak kalah meriah dari pernak-pernik tersebut, adalah keseruan siswa-siswi mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang unjuk kebolehan lewat musik dan tari yang sesuai dengan tema, baik performa maupun kostum yang dipakai, kesemuanya bernuansa Timur Tengah.
Di samping itu, tradisi dan budaya ke-Islaman di negara muslim Qatar adalah menjadi tujuan utama bagi pihak sekolah untuk dikenalkan kepada siswa-siswinya, bahwa ada negara Islam yang maju dan modern tetapi tetap menjunjung tinggi Syariah Islam apapun bentuk acaranya, dan itu berlaku juga untuk diterapkan pada event sekelas Piala Dunia 2022.
“Mengenalkan kepada para siswa bahwa ada negara Islam yang maju dan modern tetapi tetap mengutamakan nilai-nilai Islam seperti melarang minuman beralkohol, menolak LGBT, ” Begitu penjelasan dari Babe Heru.
Meskipun awalnya bertentangan dengan FIFA, pada akhirnya semua pihak bisa memahami bahwa larangan minuman beralkohol yang biasanya mewarnai event Piala Dunia saat di negara non muslim seperti sebelumnya tetap berlaku, dan menolak mendukung LGBT dengan melarang simbol-simbol yang berbau LGBT.
Pun demikian, akhlakul kharimah Islam tetap ditunjukkan pada event tersebut, baik terhadap pemain maupun terhadap supporter. Terbukti dengan sikap dan perlakuan bersahabat dari penduduk di negara Islam tersebut. Mulai dari wellcome gift untuk supporter yang datang sampai dengan parade kudapan khas Qatar yang dipersembahkan sebagai thanks gift kepada supporter di luar stadion.
Yang lebih membanggakan, Islam mengajarkan bahwa tidak ada pembedaan perlakuan terhadap penyandang disabilitas, seperti yang ditunjukkan pada Opening Ceremony di event bergengsi tersebut, dengan menampilkan Ghanim Al Muftah, seorang penyandang disabilitas yang didapuk untuk melantunkan ayat suci Al-Quran.
Perpaduan materi yang diusung untuk Cross Culture kali ini begitu mengena di hati siswa-siswi Sekolah Kreatif.
“Materi kali ini tidak secara langsung berkaitan dengan Qatarnya tetapi lebih kepada Timur Tengahnya, ” Begitu Babe Heru memaparkan.
Mendatangkan guru tamu Bahasa Arab Muhammad Rabbad Yamani asli dari Yaman, mengenalkan roti mariyam, kebab dan kurma sebagai makanan khasnya di bazar cross culture, memakai abaya untuk perempuan dan thawb untuk laki-laki sebagai busana khas Timur Tengah, adalah materi dari Cross Culture tahun ini.
Tentu tak ketinggalan materi yang berkaitan dengan Piala Dunia 2022, seperti mendatangkan Komunitas Freestyle Bola, belajar bagaimana bermain bola. Terbingkai dari materi di atas, harapan dari pihak sekolah untuk siswa-siswinya adalah bisa berpikir secara global dan tetap menjunjung nilai-nilai Islami seperti yang diajarkan selama ini di Sekolah Kreatif.
“Harapan dari kami, anak-anak bisa berpikir secara global dan tetap menjunjung budaya Islami, ” Babe Heru menambahkan.
Sebagai salah satu sekolah teladan dan percontohan, Babe Heru mewakili Sekolah Kreatif menitipkan saran untuk sekolah-sekolah Islam lain terutama sekolah Muhammadiyah di sekitarnya, agar menyiapkan pendidikan anak-anak yang beradab, berkesan, bermakna, tetapi tetap menyenangkan dan universal. (Dian Yuniar/Mul)