NGAGELMU.ID – Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur sumber daya manusia dan wujud kemajuan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak diperhatikan dengan baik, negara tidak bisa mengikuti perkembangan.
Demikian disampaikan Dr H Ridlwan MPd dalam kegiatan Baitul Arqam Guru dan Tenaga Kependidikan PCM Ngagel Surabaya, Jumat (15/4). Kegiatan di venue di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya ini dihadiri oleh 378 peserta dari empat sekolah dalam wilayah cabang Ngagel, yaitu SD Muhammadiyah 4 Surabaya, SD Muhammadiyah 16 Kreatif, SMP Muhammadiyah 5, dan SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Lebih lanjut, Ridlwan menjelaskan, tenaga pendidik harus menguasai teknologi informasi. “Hal itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan negara ini membuka tenaga kerja asing lebih banyak di bidang IT karena kurangnya penguasaan teknologi di sumber daya manusia Indonesia,†imbuhnya.
Pilar Pendidikan
Dosen UM Surabaya itu menjelaskan, sektor pendidikan adalah amal usaha terbanyak di Muhammadiyah. Karena itu perlu bekal kesungguhan. Kemudian ia mengutip salah satu hadits Rasulullah yang berbunyi: Siapa yang ingin mendapatkan dunia dan akhirat maka mendapatkannya harus dengan ilmu.
“Maka ilmu harus holistik tidak bisa di pisahkan antara ilmu umum dan agama, dalam islam keduanya harus berjalan beriringan,†terang Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PDM Kota Surabaya itu.
Menurutnya, pendidikan memiliki empat pilar yang harus diberikan kepada siswa agar mereka benar-benardapat mendapatkan dampak dari proses belajar.
Pertama, leraning to know. Siswa dipancing untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kedua, learning to do. Berfokus pada bagaimana anak-anak untuk mempraktikkan semua yang telah dipelajari dan untuk dapat menyesuaikan pengetahuan yang diperoleh untuk pekerjaan di masa depan.
Ketiga, learning to live together. Pembelajaran yang melibatkan pengajaran, pelatihan, dan membimbing siswa dalam prosesnya. Keempat, learning to be. Siswa memiliki kemampuan untuk berpikir kritis.
Tajdid dan Pembaruan Kurikulum
Ridlwan menambahkan, Muhammadiyah melakukan modernisasi pendidikan serta menjadikannya sebagai agenda untuk memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Pertama, pendidikan Muhammadiyah mengusung gerakan tajdid atau pembaruan, tidak mempertahankan tradisi lama yang konservatif.
Kedua, pendidikan Muhammadiyah menitikberatkan pada pengembangan SDM, dari segi guru harus S2, dari segi siswa maka sekolah Muhammadiyah harus berprestasi skala nasional, dapat bersaing dengan sekolah lainnya.
“Pendidikan Muhammadiyah harus melakukan pembaruan kurikulum dan masing-masing sekolah punya branding sendiri-sendiri di bidang kurikulum, kemudian kekuatan jaringan Muhammadiyah yang kuat harus saling support dalam setiap amal usahanya,†terang wakil rektor bidang akademik UM Surabaya ini.
Merespons hal itu, Rahmad Fudoli SS Guru bahasa Inggris SMP Muhammadiyah 5 Surabaya sepakat bahwa kita harus terbuka terhadap perubahan di Muhammadiyah. Dia mengaku mendapatkan ilmu baru dan terkesan dengan Muhammadiyah yang sangat terbuka di bidang pendidikan.
Hal senada disampaikan oleh Rr Tanti Puspitorini SS Wakil Kepala Bidang Humas SMA Muhammadiyah. Menurutnya, materi yang disampaikan sangat menarik. Selain menambah wawasan juga memotivasi sekolah-sekolah Muhammadiyah khususnya di Cabang Ngagel untuk lebih kreatif dan mempunyai inovasi pendidikan untuk menjawab tantangan zaman sehingga sekolah Muhammadiyah semakin maju. (Maurice Anantatoer Akbar)