NGAGELMU.ID – “Pernahkah teman-teman mengalami banyak masalah pada satu hari mulai dari handphone nge-hang, sinyal internet lemot, atau bahkan hingga terjatuh dari motor? Itu semua teguran dari Allah SWT. Kok, bisa? Ya, karena teman-teman telah berbuat maksiat dan berdosa.” kata Alfi Rofidah. Peserta didik SMP Muhammadiyah 5 Surabaya (Spemma) dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) menjelang berbuka puasa itu menambahkan kejadian buruk akibat maksiat tidak akan langsung terjadi. Tetapi Allah SWT. terlebih dahulu menurunkan kegundahan dan kerisauan dalam hati.

Cewek kelas VIII-A pada Jum’at (8/4) mengingatkan bila rasa risau dalam hati masih terjadi, Allah SWT. memberi tanda untuk segera bertaubat. Ada kalanya kita telah melewatkan waktu taubat itu dengan mengulang kembali kebiasaan berbuat maksiat. Yuk, kita belajar dari cerita di zaman Rasulullah SAW. berikut.

Seorang pemuda tertarik masuk Islam. Tapi takut dan ragu karena ia suka berbuat maksiat dan dilarang Rasulullah SAW. Pemuda itu memberanikan diri bertanya pada Nabi Muhammad SAW. “Apakah saya boleh masuk Islam? Rasulullah pun menjawab, boleh namun syaratnya tidak boleh berbohong.” cerita Alfi, Dai Muda Spemma di Youtube Spemma Surabaya itu.

Siswi kelas VIII-A itu melanjutkan ceritanya, pemuda itu akhirnya lega dan gampang syarat masuk Islam. Nah, keesokan harinya pemuda itu sewaktu ingin berbohong lagi menjadi teringat pesan Rasulullah SAW. harus berkata jujur. Akhirnya, pemuda itu tidak ingin berbuat maksiat dengan cara berbohong kembali.

Pesan dari cerita singkat tadi menunjukkan bahwa sekecil kebaikan yang selalu kita istiqomahkan akan membantu move on dari maksiat. Begitu pula sebaliknya, sekecil dosa yang selalu kita lakukan akan menjerumuskan pada pintu dosa besar. Hal itu termaktub pada Al-Qur’an Surat Al-Zalzalah ayat 7 – 8.

“Karena dengan berbohong, kita akan berusaha untuk menutupi kebenaran itu sebelum waktunya terungkap. Dosa seperti mencuri, membully, atau lainnya akan merugikan diri sendiri dan orang lain,” kata dai muda Spemma berkacamata itu.

“Nah, kunci move on dari maksiat adalah berpikirlah sebelum bertindak. Pertimbangkanlah dampak dari tindakan yang telah dilakukan bagi masa depan. Tanamkan dan selalu istiqomah pada amalan kebaikan. Mengapa? Seluruh amalan kebaikan seperti berkata jujur, bersedekah, selalu bantu orang tua bukan untuk orang lain atau diri sendiri melainkan untuk Allah SWT. Melalui amalan baik itu, Allah SWT. akan selalu senantiasa menolong kita untuk lepas dari perbuatan maksiat,” jelas cewek yang menyampaikan tema kultum berjudul tips menampar maksiat.

Move on dari maksiat itu pasti panjang prosesnya dan selalu banyak godaan. Pesan Allah SWT. dalam surat Al-Insyiroh ayat 5 – 6 disebutkan sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan. “Ayo, bersama-sama untuk fastabiqul khoirot dan bertobat menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi agar masuk surge. Aamin.” ajak cewek yang akrab dipanggil alfi.

Wadah dai muda tahun ini memberi semangat tebar kebaikan di Ramadhan 1443 H. Spesial bulan penuh berkah tahun ini dikhususkan pada peserta didik. “Mengasah dan berlatih berbicara di khalayak umum, mengajak dan menjadi contoh baik teman sekolahnya,” ungkap R. Teguh Tri Prasetyo selaku ketua panitia kegiatan. (Alimmatus Firmansyah/Mul).

Shares: