NGAGELMU.ID – Sampah hingga saat ini masih menjadi masalah serius. Khususnya di kota-kota besar seperti Surabaya.

Karena itu, Sekolah Mulia MI Muhammadiyah 5 Surabaya berupaya memilah sampah yang ada untuk menjadi uang sebagai salah satu dana pemasukan sekolah. Kertas, plastik bungkus, botol, gelas, kardus dipilah-pilah sesuai jenisnya dan disetorkan ke bank sampah.

“Biasanya di awal Ramadhan Sekolah Mulia mengadakan kegiatan berbagi dengan masyarakat sekitar. Tahun ini pun akan mengadakan kegiatan serupa, namun terkendala oleh situasi new normal yang masih belum dapat dipastikan boleh tidaknya mengumpulkan banyak orang,” papar Umi Sarofah, Kamad MI Muhammadiyah 5.

Umi menceritakan, pada 20 Maret lalu sekolah menerima proposal dari salah satu yayasan yang mengatasnamakan peduli lingkungan meminta sumbangan untuk memberi santunan kepada relawan pemilah sampah Kota Surabaya. Dari situlah timbul ide untuk mengajak anak-anak dan orang tua bersedekah sampah yang ada di rumah.

Nah, tiga hari berselang (23 Maret 2022) semua siswa mulai mengumpulkan sampah dari rumah. Mereka hanya memiliki waktu tiga hari setelah surat edaran sekolah diberikan. Karena berdekatan dengan adanya liburan awal puasa.

“Gayung bersambut, orang tua yang membawakan bermacam-macam sampah dari rumah. Ada botol plastik, gelas plastik, koran, kardus, sampai minyak jlantah sisa penggorengan. Dari sampah tersebut dimasukkan dalam kantong besar sesuai jenisnya. Maka terkumpullah sampah yang siap diangkut ke bank sampah. Dari hasil sampah yang terkumpul hari itu untuk disumbangkan pada para pemilah sampah yang membutuhkan,” bebernya.

Umi menambahkan, sampai saat ini dana sekolah hasil penjualan sampah yang dipilah sudah terkumpul uang sebanyak Rp 2.405.106,00. Dari nomimal itu tidak banyak, tetapi kalau dilihat dari sampah yang tidak berguna hal itu menjadi luar biasa.

“Banyak yang dapat diambil pelajaran bagi anak didik kita untuk peduli lingkungan sekaligus sadar akan pentingnya peduli berbagi pada sesama dengan apapun yang mereka dapat usahakan,” kata Umi Sarofah. Sampai saat ini, lanjut dia, pihak sekolah mengupayakan minim sampah. Tetapi adanya sampah tidak dapat kita hindari. Maka dari itu akan menjadi dana tambahan yang dapat menjadi salah satu usaha sekolah atau bisa disebut wirausaha/entrepreneur untuk Sekolah Mulia MI Muhammadiyah 5 Surabaya. (Umi’5/AS)

Shares: