Pengajian Rabu Pagi Spemma Surabaya, Ustadz Sholihin Tekankan Akal Budi, Welas Asih, dan Jiwa Mengabdi

Surabaya — Suasana Rabu pagi (26/11) di SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya terasa hangat dan penuh kekhusyukan. Seluruh guru dan karyawan mengikuti kegiatan pengajian rutin yang menghadirkan narasumber Ustadz Dr. H. Muhammad Sholihin Fanani, MPSDM. Pada kesempatan tersebut, beliau mengupas tiga nilai inti ajaran KH. Ahmad Dahlan, yakni akal budi, welas asih, dan jiwa mengabdi—nilai yang menjadi ruh gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya.

Dalam tausiyahnya, Ustadz Sholihin Fanani menegaskan bahwa akal budi adalah kemampuan berpikir jernih yang diwujudkan dalam tindakan nyata. “KH. Ahmad Dahlan mengajarkan bahwa ilmu tidak boleh berhenti di kepala. Akal harus melahirkan amal yang membangun umat,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya welas asih, yaitu kasih sayang yang diwujudkan melalui tindakan konkret. Melalui kisah-kisah inspiratif dari pemikiran Al-Ma’un, beliau mengajak para pendidik untuk terus menumbuhkan empati. “Welas asih bukan hanya rasa, tetapi aksi. Kita hadir untuk menolong, bukan sekadar menyaksikan,” tuturnya.

Memasuki bagian akhir, Ustadz Sholihin mengajak para guru dan karyawan untuk meneguhkan jiwa mengabdi sebagai fondasi dalam menjalankan amanah profesi. Menurutnya, pengabdian tidak diukur dari pamrih, tetapi dari manfaat yang diberikan. “Mengabdi adalah wujud cinta kepada Allah dan sesama. Itulah warisan besar KH. Ahmad Dahlan,” tegasnya.

Selain nilai-nilai utama tersebut, beliau juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya memerangi kebodohan dan kemiskinan. “Musuh paling berat adalah kebodohan. Orang bodoh adalah mereka yang tidak mau berubah, tidak mau belajar dari peristiwa,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa kecerdasan sejati adalah ketika seseorang memberi manfaat bagi orang lain, bukan hanya memikirkan dirinya sendiri.

Ustadz Sholihin juga mengingatkan agar warga sekolah tidak memanfaatkan Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi. “Menjadi kader Muhammadiyah jangan sampai miskin ideologi. Hadirkan manfaat bagi Muhammadiyah, bagi bangsa, dan bagi alam semesta,” pesannya.

Kepala SMP Muhammadiyah 5 Pucang Surabaya, Misbach Noehruddin, S.Si., MM., menyampaikan apresiasinya atas materi yang inspiratif tersebut. Ia berharap pengajian rutin dapat memperkuat karakter, spiritualitas, serta dedikasi keluarga besar sekolah dalam menjalankan peran sebagai pendidik dan penggerak kebaikan.

Kegiatan ditutup dengan doa bersama. Para peserta tampak membawa pulang pesan moral yang memperkaya semangat mereka untuk terus menghadirkan pendidikan yang religius, berkemajuan, dan membangun peradaban. (Cak Choir)