MUDIPAT.CO – Pengajian pagi Muhammadiyah yang merupakan agenda bulanan Majelis Tabligh PCM Ngagel Surabaya ini menjadi pengajian yang ditunggu-tunggu oleh warga Muhammadiyah se cabang Ngagel, dan pengajian pagi ini (22/01) digelar di salah satu AUM yaitu Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya.

Konsep dakwah yang diusung oleh Majelis Tabligh ini sekaligus menjadi Branding untuk Majelis Tabligh itu sendiri, yaitu mengembangkan nilai filantropi, dan menanamkan nilai militansi Muhammadiyah.

Salah satu alasan bahwa konsep ini patut diacungi jempol adalah sambutan yang baik oleh warga Muhammadiyah sendiri. Betapa tidak, selain mendapat kucuran ilmu agama Islam, warga yang datang juga dimanjakan dengan voucher belanja yang bisa ditukarkan dengan berbagai menu makanan dan minuman yang disediakan, dimana panitia bekerjasama dengan ibu-ibu Aisyiyah dan warga Muhammadiyah se cabang Ngagel dalam menyediakan hidangannya, dari sini terciptalah filantropi antara Majelis Tabligh dan Majelis Ekonomi.

Salah satu favorit peserta pengajian adalah produk kerupuk ikan dengan brand Iwak, kehadiran kerupuk ikan yang tidak pernah ketinggalan ikut memeriahkan pengajian ahad pagi Muhammadiyah itu menjadikan kesan tersendiri bagi Dianita, sebagai penjual produk berbahan dasar tepung dan ikan tersebut.

“Menurut saya bagus juga acara pengajian dibarengi dengan bazar, selain peserta mendapat ilmu agama Islam dari pengajiannya, juga bisa menikmati menu yg tersedia di bazar, selain itu kita juga bisa saling mengenal antar ranting, dan menjalin persaudaraan,” Begitu penuturan istri dari Pak Shofi tersebut.

Lain lagi dengan seorang ibu dari Aisyiyah ranting Kalibokor, ibu yang akrab dipanggil bu Inul itu menyediakan menu yang lengkap sekali, mulai dari nasi mika dengan lauk kering, sampai dengan nasi piring dengan kuah yang banyak, seperti rawon dan sejenisnya, tak hanya itu saja, berbagai macam cemilan dan minuman dalam kemasan juga berjajar memenuhi meja yang disediakan oleh panitia, sehingga menjadi tempat jujugan peserta pengajian yang ingin menikmati hidangan di lokasi acara.

“Alhamdulillah, saya senang menjadi penjual di bazar pengajian, acara seperti ini ikut mengangkat perekonomian ibu-ibu Aisyiyah, meskipun tidak selalu berjalan mulus, namanya juga jualan, kadang habis kadang nggak, bulan kemarin siapin nasi 5 kilo nggak habis, bulan ini siapin nasi 3 kilo lha kok kurang, jadi bulan berikutnya mungkin bisa mengatur lagi berapa banyak yang akan kita sediakan,” Begitu keluh kesah dari ibu Aisyiyah yang selalu aktif mengikuti kegiatan di pengajian Ahad pagi Muhammadiyah itu.

Merupakan kebahagiaan tersendiri bagi Majelis Tabligh terutama bagi Muchlisin selaku Ketua Majelis, dengan mata yang berbinar beliau menceritakan kesan yang dirasakannya.
“Saya sebagai pihak penyelenggara dari Majelis Tabligh sangat bersyukur bhw tiap bulan acara pengajian ini selalu ramai oleh peserta pengajian, meskipun pd awalnya belum yakin bhw akan sukses seperti ini, ” Tutur Ketua Majelis Tabligh yang juga seorang guru dari SD Muhammadiyah 4 Surabaya ini.

“Biasanya pengajian diadakan di masjid-masjid di cabang, tapi kali ini kita mengambil lokasi di tempat pendidikan, dengan tujuan mengenalkan sekolah sekolah yg ada di muhammadiyah kepada masyarakat, sekaligus membawa pesan kebaikan dari dakwah itu sendiri, ” Imbuhnya.

“Dengan adanya bazar ini, menjadi filantropi antara Majelis Tabligh dengan Majelis Ekonomi, karena terwujud rasa saling mendukung satu sama lain. Dakwahnya jalan, ekonominya juga lancar, ” Begitu penjelasan dari pria yang membiarkan jambangnya lebat menghiasi wajah teduhnya itu.

Terlihat sekali nuansa kekompakan antara Majelis Tabligh dengan AUM yang patut diapresiasi ini, kerjasama yang harus diterapkan tidak hanya secara organisasi, tetapi juga secara sosial.
Untuk mewujudkan branding dari Majelis Tabligh jauh ke depan, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan gerakan dakwah dengan Majelis Majelis yang lain yang ada di tubuh Muhammadiyah. (Dian Yuniar/Mul)

Shares: