oleh: Dian Yuniar (Aktivis Muhammadiyah Ngagel, Surabaya)
Ahad lalu, (18/02) Majelis Tabligh Muhammadiyah cabang Ngagel punya gawe, mengadakan perjalanan ke Sragen dalam rangka studi banding dengan masjid Al Falah Sragen yang lagi viral karena kepadatan jama’ahnya dan program-program kegiatannya yang berbasis sosial.
Kepiawaian dan kekompakan antar takmir dalam mengurus masjid patut diacungi jempol. Tidak cukup hanya takmir masjid saja, tetapi masjid Al Falah Sragen memiliki seorang direktur yang bertanggung jawab memegang manajemen masjid.
Adalah ustadz Lutfi Urbani, yang menjabat sebagai Direktur di masjid Al Falah, melalui tangan dingin beliaulah masjid yang lahannya merupakan waqaf dari pabrik gula itu bisa sepesat seperti sekarang ini.
Tentu saja tidak terlepas dari keuletan jajaran takmir masjid dibelakang kesuksesannya yang notabene adalah anak muda.
Branding yang disematkan pada masjid yang buka 24 jam ini adalah 3M, M pertama adalah melayani, M kedua adalah membahagiakan, dan M ketiga adalah mencerahkan. Menjadi kesatuan yang utuh, tiga kata itu sukses membuat masjid makmur dan ramai jama’ah, terutama para muda.
Masjid yang berada di jalan Sukowati Kebayan nomor 3 ini didesain bak hotel, yang siap melayani dan memanjakan para musafir. Bisa dilihat dari fasilitas yang diberikan, mulai dari wellcome drink, area untuk menginap yang lengkap dengan kasur dan bantal, sampai dengan sarapan pagi sebelum check out, dan semuanya gratis.
Pengajian UMKM adalah salah satu program favorit ibu-ibu sekitar masjid. Karena selain pengajian, ada para penggiat UMKM yang berjajar rapi, siap menjajakan dagangannya yang beraneka macam, menggoda selera untuk membeli.
Program yang tak kalah menarik adalah berbagi kantong belanja yang tentu saja beserta isinya, mulai dari sayur mayur, bumbu-bumbu dan lauk pauk seperti ayam, daging sapi dan tahu tempe, yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh para muda, baik takmir maupun relawan.
Masjid bernuansa coklat ini pernah mendapat jumlah jama’ah subuh sebanyak 2000 orang lebih, karena satu program royalnya, yaitu sholat subuh berhadiah umroh dan hadiah-hadiah kecil seperti rice cooker, kipas angin, dan alat elektronik lainnya.
” Bapak Bupati dan Pak Kapolres datang untuk sholat subuh berjamaah, ” ungkap ustadz Luthfanudin, takmir berusia 40 tahun itu.
Selain itu, ustadz Luthfanudin juga memperkenalkan buku bertajuk Rahasia Memakmurkan Masjid, hasil karya Ustadz Kusnadi Ikhwani, MM, yang di dalamnya berisi tentang pengelolaan masjid yang benar.
Satu tips jitu dari penulis bahwa, keuangan masjid tidak boleh dipegang oleh takmir, karena jika kas masjid dipegang oleh takmir, maka akan seperti masuk surga, ” Iso melbu gaiso metu” Begitu istilah yang dipakai oleh Ustadz Kusnadi dalam menggambarkan bagaimana jika kas masjid dipegang oleh takmir. Lazismu lah yang berperan penting sebagai pemegang keuangan kas masjid Al Falah Sragen, 100% dana masuk dan keluar dari masjid Al Falah Sragen dipercayakan kepada yayasan amal dan zakat dari Muhammadiyah itu.
Perjalanan satu hari Majelis Tabligh Muhammadiyah cabang Ngagel tidak hanya membawa oleh-oleh ilmu dan strategi dakwah, tetapi juga oleh-oleh jajanan dari pedagang UMKM yang digelar di halaman masjid. (*)